
Introduction
Bahasa jepang termasuk dalam rumpun bahasa Ural Alta, namun dalam
perkembangannya tidak menunjukkan hubungan yang nampak secara langsung dengan
rumpun bahasa Ural � Alta seperti korea dan Mongolia, kemungkinan besar hal ini
disebabkan oleh sistem pemerintahan dan masyarakat yang tertetup, sehingga rumpun
bahasa tersebut berkembang dengan sendirinya, dalam penulisan aksara jepang yang
disebut kanji meminjam dari aksara bangsa cina namun sistem pengucapan atau cara baca
disesuaikan bahasa jepang.
Ciri Umum Bahasa Jepang
Secara umum bahasa jepang mempunyai cirri sebagai berikut :
1. berlawanan dengan bahasa indonesia yang menganut sistem D.M (Diterangkan
Menerangkan), bahasa jepang menganut sistem M.D. (Menerangkan Diterangkan)
jadi dalam bahasa jepang kata yang menerangkan terletak di depan kata yang
diterangkan, berikut contohnya :
Indonesia Jepang Keterangan
Masakan jepang Nihon no ryori
Nihon = jepang
Ryori = masakan
Buku saya Watashi no hon
Hon = buku
Watashi = saya
Perusahaan printer Purinta no kaisya
Purinta = printer
Kaisya = perusahaan
2. kata benda dalam bahasa jepang pada umumnya tidak mempunyai bentuk jamak,
jadi ada menunjuk pada satu televisi (terebi) akan sama dengan menunjuk televisi
yang lebih dari satu, biasanya untuk membedakan televisi yang banyak terdapat
1 Ahmad Hasnan, setelah lulus dari Teknik Mesin Universitas Brawijaya, pada tahun 2006 mendapatkan
beasiswa dari AOTS (The Association For Overseas Technical Scholarship) Jepang dengan sponsor PT.
Indonesia Epson Industry. Sebelum berangkat sempat belajar bahasa jepang selama tiga bulan di Jakarta,
selanjutnya mendalami bahasa jepang di AOTS jepang selama tiga bulan, dan diberikan kesempatan selama
dua tahun di jepang untuk mengambil spesialisasi molding design di Seiko Epson Corporation.
2
kalimat percakapan selanjutnya seperti televisi yang mana atau televisi yang
seperti apa. Kata jamak dalam bahasa indonesia dapat kita bentuk dengan
mengulang kata tersebut seperti pohon-pohon, buah-buahan.
3. Terdapat perubahan bentuk dari kata kerja, kata sifat maupun kata Bantu, kata
sifat dalam bahasa jepang dibagi menjadi dua yaitu kata sifat na dan kata sifat i,
waktu dan kondisi yang berbeda kata kerja, kata Bantu, kata sifat akan mengalami
perubahan, misalnya :
Indonesia Jepang
Sekarang saya minum teh Ima watashi wa ocha o nomimasu
Sekarang saya tidak minum
teh
Ima watashi wa ocha o nomimasen
Kemarin saya minum teh Kino watashi wa ocha o nomimashita
Kemarin saya tidak minum
teh
Kino watashi wa ocha o nomimasendeshita
Sekarang saya sedang
minum teh
Ima watashi wa ocha o nonde imasu
Begitu juga dengan jenis kata sifat, perbedaan jenis kata sifat maka peruahan
bentuk dari kata sifat tersebut juga berbeda, misalnya untuk kata sifat na dan kata
sifat i :
Indonesia Jepang
Tidak enak Oishii kunai (kata sifat i)
Tidak ramah Shinsetsu dewa arimasen (kata sifat Na)
4. Predikat terletak pada akhir kalimat, perhatikan contoh pada tabel diatas
(sekarang saya minum teh) untuk bahasa indonesia kata keterangan waktu dapat
diletakan di depan maupun di belakang kalimat (saya minum teh sekarang), dalam
bahasa indonesia predikat terletak setelah subyek (saya minum teh), namun dalam
bahasa jepang predikat terletak di akhir kalimat (watashiwa ocha o nomimasu),
nomimasu = minum terletak setelah objeck.
3
Indonesia Jepang
saya minum teh
S P O
watashi wa ocha o nomimasu
S O P
5. Untuk menyambung kata atau kalimat digunakan partikel, terdapat berbagai jenis
partikel dalam bahasa jepang, penggunaan pertikel tersebut disesuaikan dengan
fungsi dari kata yang akan disambung, sebagai contoh, partikel no biasa
digunakan untuk menyambung kata benda dengan kata benda
Indonesia Jepang Keterangan
Masakan jepang Nihon no ryori
Nihon = jepang
Ryori = masakan
Buku saya Watashi no hon
Hon = buku
Watashi = saya
Kimura (Sdr.)adalah
seorang guru
Kimura san wa sensei desu
Sensei = guru
Wa dan no pada contoh diatas merupakan partikel untuk menghubungkan kata,
selain wa dan no masih terdapat partikel yang lain seperti mo, e, ni dan lain
sebaginya.
6. Dalam bahasa jepang terdapat bentuk biasa dan bentuk sopan, kedua bentuk
tersebut berbeda penggunaanya, bentuk sopan dipakai ketika berbicara dengan
atasan atau orang yang lebih di hormati, sedangkan bentuk biasa digunakan dalam pembicaraan kepada teman atau kepada bawahan, perhatikan contoh berikut :
Bentuk Biasa Bentuk Sopan Keterangan
Kimi Anatawa Kamu
Heya de terebi ga aru Heya de Teribi ga
arimasuka
Di kamar apakah ada
televisi
Sora kun Sora san Saudara Sora
Pada contoh diatas kata yang tercetak merah adalah menunjukkan perbedaan
antara bentuk biasa dengan bentuk sopan, pemakaiannya
7. Subyek dan obyek yang sudah diketahui dalam kalimat bisa dihilangkan,
penghilangan subyek dan obyek ini untuk mempersingkat pembicaraan dan juga
sering digunakan dalam pembicaraan antar teman (bentuk biasa) perhatikan
contoh berikut :
Yomu tsuki desu ka
Apakah (anda) suka membaca (buku)
Ket : Yomu = membaca
Tsuki = suka
Dari contoh diatas subyek dan obyek dapat dihilangkan, pertanyaan diatas dapat
dijawab dengan singkat
Hai, Tsuki desu
Ya, (saya ) suka
Ket : Hai = ya
Bahkan dalam bentuk tidak sopan anda cukup mengatakan
Un, Tsuki
Ya, (Saya) suka
Ket : Un = ya (bentuk tidak
sopan)
Cara Pengucapan
Pada umumnya suku kata bahasa jepang terdiri dari satu konsonan dan satu vocal, dan
sebalikna, namun ada juga yang diakhiri dengan konsonan, bahasa jepang tidak mengenal
konsonan mati di akir selain n, namun konsonan n sendiri dalam pengucapannya di dalam
kata terdapat tiga jenis yaitu, n, m, ng.
Bahasa jepang menyerap kata-kata penting dari luar seperti kata � kata ilmiah akan
disesuaikan dengan cara pengucapan bahasa jepang, kata � kata serapan dapat mudah kita
lihat karena ditulis dengan katakana misalnya center akan di baca sentaa ditulis sentaa
().
1. Vokal
Vokal dalam bahasa jepang sama dengan bahasa yang lain yaitu :
Vokal Sistem pengucapan
a Seperti pada ayah, ayam, anda
i Seperti pada indah, imun, ibu
u Seperti pada umbi, utama, ubun
e Seperti pada enak, entong, energi
o Seperti pada ombak, obor
Pemakain vocal terdapat dua jens yaitu vocal panjang dan vocal pendek, dalam
penerapannya akan sangat mempengarui arti dari kata. Karena perbedaan vocal panjang
atau pendek dalam bahasa jepang mempunyai arti yang berbeda, misalnya :
Vokal Pendek Vokal Panjang
e (gambar,lukisan) ee (ya)
Toru (mengambil) Tooru (melewati)
Obasan (bibi) Obaasan (nene)
Ojisan (paman) Ojiisan (nenek)
5
Dari contoh diatas dapat kita lihat arti yang sangat jauh dari perbedaan pemakain vocal
pendek dan panjang, berhati-hatilah dalam mengucapkannya !!!
2. Konsonan
Konsonan yang berdiri sendiri dalam bahasa jepang hanyalah n, dapat berbunyi tiga jenis
yaitu, n, m dan ng berikut contohnya
Kata Hiragana Cara baca
Onna Onna
Sanpo Sampo
Sankai Sangkai
Konsonan rangkap juga mempunyai arti yang berbeda dengan konsonan tunggal, karena
itu dalam pembicaraan untuk konsonan rangkap dua perlu penekanan lebih tegas, berikut
contohnya :
Konsonan tunggal Konsonan rangkap dua
Shite imasu (sedang melakukan) Shitte imasu (mengetahui)
Oto (bunyi) Otto (suami)
Konsonan dengan pengucapan semi vocal juga memilki arti yang berbeda dengan
kosonan yang diucapkan vokalnya, misalnya hiyaku mempunyai arti
perlompatan, sedangkan hyaku mempunyai arti seratus, walaupun tulisannya
mirip yang membedakan adalah kecil besarnya tulisan huruf ya () bila tulisan huruf ya
kecil maka akan dibaca semi vocal, bila tulisan huruf ya nomal akan tetap di baca secara
utuh dna tegas, berikut contoh lainya :
Kata Arti
Byoin () Rumah sakit
Kyoo Hari ini
Gyuunyuu Susu
Benkyoo Belajar